EKSISTENSI HUKUM HINDU DALAM HUKUM ADAT DI TENGAH PERUBAHAN SOSIAL DI DESA ADAT BANJAR TANGGAHAN PEKEN DESA SULAHAN KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI

Hukum Hindu dan Adat di Bali berkaitan sangat erat sehingga sering menimbulkan kerancuan pemahaman yang mana Hindu, Adat.
 Pada masa Raad Kerta, teori receptio in complexu dari Van den Berg menyatakan, “Kalau masyarakat itu memeluk suatu agama tertentu, maka hukum adat bersangkutan adalah dipeluknya”. Berdasarkan ini berlaku Hindu. kenyataannya terus mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan perkembangan jaman. Seiring arus globalisasi melanda dunia menyebabkan terjadinya dalam segala aspek kehidupan termasuk bidang hukum. Arus juga membawa pada tata nilai berbagai macam problematika perlu diatur oleh aturan sebagai law making inforcement atau penegakkan Dalam Adat, kemungkinan terjadi besar terlebih keluarnya Perda No. 4 Tahun 2019 tentang Desa Bali. sedemikian rupa menguatkan posisi MDA (Majelis Adat) mendorong dibentuknya perarem-perarem baru Adat. Perubahan telah parahyangan, pawongan, palemahan. Penelitian akan berusaha mengungkap eksistensi masih merupakan hidup living adat.
 Menurut reception complexu, kalau tertentu agam dipeluknya itu. Kalau ada hal-hal tidak hal dianggapnya pengecualian penyimpangan “in gerecipieerd” (diterima keseluruhan itu).
 Pengaruh terhadap masing-masing intensitasnya tidaklah sama. Ada cukup dominan, pula sedikit. Sebagai contoh Bali, pengaruh besar, sebagian pelaksanaan ajaran Agama Oleh karena itulah disebut gama.
 Permasalahan penelitian dibahas Sosiological Yurisprudence Teori Sosial. Adapun hasil penelitiannya bahwa parahyangan jelas mengatur mengenai hubungan manusia Tuhan Ida Sang Hyang Widhi manifestasinya, Dewa Brahma pencipta, Wisnu pemelihara, Siwa pelebur pembaharu. Dikenal pemujaan kepada Dewa-Dewa lokal Batara Batari bentuk upacara menyertai. Tempat pemujaannya Pura. pawongan kuat menyangkut keberadaan krama desa memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan agama. Begitu kekeluargaan, perkawinan waris. palemahan, lingkungan awig-awig serta perarem.